IKATAN DAN UNSUR KIMIA

KLASIFIKASI IKATAN
Jari-jari atom, sudut ikatan, dan elektron valensi atom atau ion yang menyusun senyawa menentukan ikatan, struktur, reaksi dan sifat fisik senyawa. Sangat diinginkan bahwa sifat kimia senyawa yang dikenal dan senyawa baru dapat dijelaskan dan diprediksikan dengan menggunakan parameter universal yang khas untuk unsur-unsur penyusunnya. Kimia anorganik telah berkembang seiring dengan penemuan senyawa baru dan modus ikatan baru. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui modus ikatan, faktor geometrik dan elektronik yang menentukan ikatan, dan mempelajari konsep dasar teori orbital molekul.

Klasifikasi ikatan Ikatan yang menggunakan pasangan elektron untuk mengikat atom A dan B disebut ikatan kovalen, dan ditulis sebagai A-B atau A:B. Karena ada dua pasang elektron yang terlibat dalam ikatan ganda dan tiga pasang di ikatan rangkap tiga; ikatan-katan itu ditandai berturut-turut dengan A=B, A≡B atau A::B, A:::B. Ikatan kovalen sangat sederhana, namun merupakan konsep yang sangat bermanfaat. Konsep ini diusulkan oleh G. N. Lewis di awal abad 20 dan representasinya disebut struktur Lewis.
 
1.      Ikatan Kimia
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Pada tahun 1916, Walter Kossel dan Gilbert Lewis menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet. Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom untuk berikan dengan atom lain.

2.     Jenis-jenis Ikatan Kimia
Secara umum, ikatan kimia dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu ikatan antar atom dan ikatan antara molekul.
-                   -        Ikatan antar atom
a.      Ikatan Elektrovalen atau Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom yang berikatan. Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedangkan atom-atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk ion positif, dan atom unsur nonlogam cenderung menangkap elektron membentuk ion negatif.
Perhatikan ilustrasi dibawah ini:
ikatan ion pada senyawa NaCl

Bila ditulis menggunakan persamaan kimia menjadi seperti:
     Di dalam senyawa, ion positif dan negatif tersusun dalam jumlah tertentu. Sebagai contoh senyawa NaCl yang berbentuk Kristal sebenarnya membentuk struktur kubus. Tiap-tiap iom Na+ dikelilingi oleh ion Cl- sejumlah 6 ion.
 
Sifat-sifat ikatan ionik adalah:

-    Senyawa ion berupa elektrolit

-    Biasanya zat padat yang memiliki titik leleh yang tinggi

-    Tidak larut dalam larutan pelarut organik tetapi larut dalam pelarut air


    b.     Ikatan Kovalen



Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur nonlogam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.

Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri molekul. 
    c.     Ikatan Kovalen Koordinat


Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh salah satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja.

Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
-       Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
-       Atom yang lainnya memiliki orbital kosong 
-   Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip kovalen.
            d.      Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi milik satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata.


Sifat-sifat umum ikatan logam:
-    Penghantar listrik dan panas yang baik
-    Keras, mudah ditempa dan ditarik.
-    Titik lebur dan titik didih tinggi
-    Mengkristal dengan bilangan koordinasi  tinggi, yaitu 12 atau 14 Sifat-sifat diatas tidak dapat dijelaskan dengan ikatan ion atau kovalen, hingga ikatan yang khusus, yang disebut ikatan logam.


               -     Ikatan antara molekul

a.      Ikatan Hidrogen

Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.

Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya

Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.

b.    Ikatan Van Der Walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaan dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls.
Gaya tarik Van Der Walls, tersusun dari beberapa gaya tarik antar molekul. Gaya-gaya tersebut ialah: gaya orientasi (dalam Kiesom, 1912), gaya induksi ( dalam Debey, 1920), dan gaya dispersi (dalam London, 1930). Bila molekul-molekul yang membentuuk kristal molekuler mempunyai momen dipol, seperti molekul HCl, H2O, dan NH3, maka akan terjadi gaya tarik dipol-dipol, apabila molekul-molekul mempunyi orientasi yang tepat. Gaya yang timbul dusebut gaya orientasi.
Gaya tarik molekul atau atom non polar dengan molekul polar cukup besar karena adanya induksi kepada molekul atau atom yang non polar. Gaya tarik yang terjadi disebut gaya induksi.   
      FAKTOR GEOMETRI

     Jari-jari dan kekuatan menarik elektron atom atau ion menentukan ikatan, struktur, dan reaksi zat elementer dan senyawa.

1.      Jari – jari Atomik dan Ion
           a.       Jari-jari Atom




Kerapatan elektron dalam atom secara perlahan akan menuju, tetapi tidak pernah mencapai nol ketika jarak dari inti meningkat. Oleh karena itu, secara ketat dapat dinyatakan bahwa jari-jari atom atau ion tidak dapat ditentukan. Namun, secara eksperimen mungkin untuk menentukan jarak antar inti atom. Jari-jari atomik yang ditentukan secara eksperimen merupakan salah satu parameter atomik yang sangat penting untuk mendeskripsikan kimia struktural senyawa. Cukup beralasan untuk mendefinisikan jari-jari logam sebagai separuh jarak atom logam. Separuh jarak antar atom didefinisikan juga sebagai jari-jari kovalen zat elementer.

           b.      Jari-jari Ionik


Jari-jari ion adalah jari-jari ion atom. Ion tidak bisa hidup sendiri. Jika ion bermuatan positif, ion ini akan bereaksi dengan ion bermuatan negatif (atau sebaliknya) dan menjadi senyawa netral stabil. Senyawa ini disebut senyawa ion karena terbuat dari komponen ion. Senyawa ion terdiri dari kation dan anion . Ukuran kation lebih kecil karena kation dibentuk dengan membuang satu atau lebih elektron dari atom. Anion besar karena memiliki elektron ekstra yang dipukul oleh nukleus, sehingga terjadi peningkatan jarak antara nukleus dan elektron terjauh dari awan elektron.

Ion-ion dari unsur kimia yang sama dapat ditemukan dalam berbagai ukuran sesuai dengan muatan listriknya. Metode yang paling umum untuk menemukan jari-jari ion adalah kristalografi sinar-X. Sama seperti dalam jari-jari atom, jari-jari ion juga memiliki tren dalam tabel periodik. Ketika kita bergerak ke bawah kelompok dalam tabel periodik, jari-jari ion meningkat. Ini karena shell elektron baru ditambahkan per setiap periode ketika kita pergi ke bawah grup. Selama suatu periode, jari-jari ion menurun karena daya tarik positif efektif dari nukleus meningkat secara bertahap.
 

2.     Entalpi Kisi


Siklus Born–Haber adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk menganalisis energi reaksi. Pendekatan ini dinamai dari dua ilmuwan Jerman Max Born dan Fritz Haber, yang mengembangkan pendekatan ini pada tahun 1919. Pendekatan ini juga secara independen dirumuskan oleh Kasimir Fajans. Siklus ini berkaitan dengan pembentukan senyawa ionik dari reaksi logam (utamanya unsur Golongan I atau Golongan II) dengan halogen atau unsur non-logam lainnya seperti oksigen.
Siklus Born–Haber digunakan terutama sebagai cara menghitung energi kisi (atau lebih tepatnya entalpi), yang tidak bisa diukur secara langsung. Entalpi kisi adalah perubahan entalpi yang terlibat dalam pembentukan senyawa ionik dari ion berfasa gas (proses eksoterm), atau kadang-kadang didefinisikan sebagai energi untuk memecah senyawa ion menjadi ion berfasa gas (suatu proses endotermik). Siklus Born–Haber menerapkan hukum Hess untuk menghitung entalpi kisi dengan membandingkan perubahan entalpi pembentukan standar dari senyawa ionik (dari unsur) ke entalpi yang diperlukan untuk membuat ion berfasa gas dari unsur bebasnya.

Untuk memutuskan ion-ion bebas dari kisi membutuhkan energi yang besar. Nilai dari energi kisi bergantung pada kekuatan ikatan ion. Kekuatan ion berkaitan erat dengan ukuran dan muatan ion. Energi ionisasi atau potensial ionisasi, yaitu energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar dari atom. Energi ini sangat penting dalam pembentukan senyawa ionik. Semakin kecil energi ionisasinya, maka senyawa yang terbentuk juga semakin mudah. Energi ionisasi ini biasanya dimiliki oleh atom-atom logam untuk golongan IA dan IIA dalam tabel sistem periodik.


Ketika ion-ion dalam keadaan gas bereaksi satu dengan yang lainnya membentuk senyawa kemudian melepaskan entalpi atau mengubah nilai entalpi, itulah yang disebut entalpi kisi. Sebagai contoh adalah pembentukan NaCl yang biasanya melepaskan kalor ke lingkungan: 
Na+ (g) + Cl - (g) NaCl (s)

3.      Tetapan Madelung

Tetapan Madelung digunakan dalam menentukan potensial elektrostatik dari ion tunggal dalam kristal dengan memperkirakan ion dengan muatan titik. Namanya diambil dari nama Erwin Madelung, seorang ahli fisika Jerman.

Energi potensial Coulomb total antar ion dalam senyawa ionik yang terdiri atas ion A dan B adalah penjumlahan energi potensial Coulomb interaksi ion individual. Karena lokasi ion-ion dalam kisi kristal ditentukan oleh tipe struktur, potensial Coulomb total antar ion dihitung dengan menentukan jarak antar ion d. A adalah tetapan Madelung yang khas untuk tiap struktur Kristal.

Karena anion dan kation dalam padatan ion menarik satu sama lain berdasarkan muatan lawannya, memisahkan ion memerlukan sejumlah energi. Energi ini harus diberikan kepada sistem untuk memutuskan ikatan anion-kation. Energi yang diperlukan untuk memutus ikatan ini untuk satu mol padatan ionik dalam kondisi standar adalah energi kisi. Interaksi elektrostatik antara ion-ion yang bersentuhan merupakan yang terkuat dan tetapan Madelung juga akan meningkat dengan semakin besarnya bilangan koordinasi.


4.      Struktur Kristal Logam
Logam adalah suatu unsur yang mempunyai sifat-sifat seperti : kuat, liat, keras, mengkilat, dan penghantar listrik dan panas. Sifat-sifat metal pada umumnya dapat digolongkan atas
a.       Sifat-sifat Ekstraktif/kimia (Chemical Properties)
       Meliputi ciri-ciri dari komposisi kimia dan pengaruh unsur terhadap metal (logam)
b.      Sifat –sifat mekanik (Mechanical Properties)
       Yang disebut sifat mekanik ialah sifat bahan bilamana dipengaruhi gaya dari luar, yaitu kekuatan tarik, kuat bengkok, kekerasan, kuat pukul, kuat geser, dan lain-lain. Sering pula dimasukkan sifat teknologi dari material ialah mampu mesin, mampu cor dan sebagainya.
c.     Sifat – sifat Fisik (Physical Properties)
              Meliputi sifat logam yang tidak dipengaruhi oleh tenaga luar, yaitu : berat jenis, daya hantar listrik dan panas, sifat magnet, dan struktur mikro logam

-          Struktur Kristal
Logam seperti bahan lainnya, terdiri dari susunan atom-atom. Untuk lebih memudahkan pengertian, maka dapat dikatakan bahwa atom-atom dalam kristal logam tersusun secara teratur dan susunan atom-atom tersebut menentukan struktur kristal dari logam. Susunan dari atom-atom tersebut disebut cell unit.
Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk struktur BCC (Body Centered Cubic). Dalam hal ini cell unit dari atom-atom disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan satu atom berada di pusat kubus. Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja memiliki bentuk struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal ini, cell unit adalah sebuah kubus dengan atom-atom menempati kedelapan dari sudut kubus dan atom lainnya berada pada pusat masing-masing dari enam keenam bidang kubus. Disamping berbentuk kubus, cell unit lainnya dapat berupa HCP (Hexagonal Close Packed), seperti halnya pada logam seng. Dalam hal ini atom-atom menempati kedua belas sudut, atom lain menempati dua sisi dan ketiga atom lagi menempati tengah.
Susunan atom-atom dalam struktur kristal sangat menentukan sifat-sifat logamnya. Logam dengan struktur kristal BCC mempunyai kerapatan atom yang lebih rendah dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC. Perbedaan kerapatan atom itu dapat dilihat dari jumlah bidang gesernya. Pada struktur kristal BCC, jumlah bidang gesernya lebih sedikit dari struktur kristal FCC, sehingga kemampuan atom-atom untuk bergeser lebih sulit. Dengan demikian, logam dengan struktur kristal BCC membutuhkan energi lebih besar untuk mengerakkan dislokasi. Hal ini yang menyebabkan logam dengan struktur kristal BCC lebih sulit dibentuk jika dibandingkan logam dengan struktur kristal FCC yang mempunyai kekuatan rendah tetapi memiliki keliatan yang tinggi (ductility)

-          Struktur Mikro
Struktur mikro logam merupakan penggabungan dari satu atau lebih struktur kristal. Pada umumnya logam terdiri dari banyak kristal (majemuk), walaupun ada diantaranya hanya terdiri dari satu kristal saja (tunggal). Tetapi logam dengan kristal majemuk memungkinkan pengembangan berbagai sifat-sifat yang dapat memperluas ruang lingkup pemakaiannya. Dalam logam, kristal sering disebut sebagai butiran. Batas pemisah antara dua kristal pemisah antara dua kristal disebut batas butir
Struktur kristal logam kebanyakan bahan logam mempunyai tiga struktur kristal:
a.       kubus berpusat muka (face-centered cubic).
b.      kubus berpusat badan (body-centered cubic).
c.       heksagonal tumpukan padat (hexagonal close-packed).
Model bola pejal sel satuan FCC

Struktur kristal kubus berpusat badan (BCC)

Struktur kristal heksagonal tumpukan padat (HCP)

5.    Aturan Jari-jari
Rasio jari-jari kation dan anion

Jari-jari anion rX adalah separuh sisi polyhedral dan jarak kation di pusat polyhedral ke sudut polyhedral adalah jumlah jari-jari kation dan anion rX+rM. Polyhedral dalam CsCl adalah kubus, struktur NaCl adalah octahedral, dan ZnS adalah tetrahedral. Jarak dari pusat ke sudut polyhedral adalah berturut-turut √3rX, √2 rX dan ½√6rX. Sehingga, rasio jari-jari kation dan anion adalah are (√3rX-rX)/ rX = √3-1 = 732 untuk CsCl, (√2rX-rX)/ rX = √2-1 = 0.414 untuk NaCl, dan (½√6rX-rX)/ rX = ½√6-1 = 0.225 untuk ZnS.
  6.  Variasi Ungkapan Struktur Padatan

Banyak padatan anorganik memiliki struktur 3-dimensi yang rumit. Ilustrasi yang berbeda dari senyawa yang sama akan membantu kita memahami struktur tersebut. Dalam hal senyawa anorganik yang rumit, menggambarkan ikatan antar atom, seperti yang digunakan dalam senyawa organik biasanya menyebabkan kebingungan. Anion dalam kebanyakan oksida, sulfida atau halide logam membentuk tetrahedral atau oktahedral di sekeliling kation logam. Walaupun tidak terdapat ikatan antar anion, strukturnya akan disederhanakan bila struktur diilustrasikan dengan polihedra anion yang menggunakan bersama sudut, sisi atau muka. Dalam ilustrasi semacam ini, atom logam biasanya diabaikan. Seperti telah disebutkan struktur ionik dapat dianggap sebagai susunan terjejal anion. Gambar 2.12 dan 2-13 mengilustrasikan ketiga representasi ini untuk fosfor pentoksida molekular P2O5 (= P4O10) dan molibdenum pentakhlorida MoCl5 (= Mo2Cl10). Representasi polihedra jauh lebih mudah dipahami untuk struktur molekul besar atau padatan yang dibentuk oleh tak hingga banyaknya atom. Namun, representasi garis ikatan juga cocok untuk senyawa molekular.
Tiga cara representasi P4O10


Tiga cara representasi Mo2Cl10
FAKTOR ELEKTRONIK

Ikatan dan unsur senyawa ditentukan oleh sifat elektronik seperti kekuatan atom-atom penyusun dalam menarik dan menolak electron. Orbital molekul yang diisi electron valensi, susunan geometrisnya dipengaruhi oleh interaksi elektronikantar electron non ikatan.

1.      Muatan Inti Efektif
Muatan inti efektif adalah muatan total dari inti yang dirasakan electron terluar. Muatan positif inti sedikit banyak dilawan oleh electron negative bagian dalam (di bawah electron valensi), muatan inti yang dirasakan oleh electron valensi suatu atom dengan nomor atom Z akan lebih kecil dari muatan inti Ze. Penurunan ini disebut Konstanta Perisai (σ) dan muatan inti netto disebut dengan Muatan Inti Efektif (Zeff)
Persamaan: Zeff = Z – σ
Dengan Z adalah muatan inti sebenarnya (nomor atomnya) dan σ (sigma) disebut konstanta perisai
Muatan inti efektif kecerundungannya didalam system periodic adalah semakin ke kanan dalam satu periode semakin besar, semakin kebawah dalam satu golongan semakin kecil. 

2.      Energi Ionisasi


Energi ionisasi (EI) adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu elektron terluar dari atom dalam keadaan gas. EI diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik oleh inti atom yang bermuatan positif terhadap elektron terluarnya. EI dipengaruhi oleh muatan inti efektif dan susunan elektron dalam kulit valensinya. Umumnya muatan inti efektif yang besar mengakibatkan pengeluaran elektron dari atom menjadi sukar sehingga diperlukan EI yang lebih besar.

Atom Na memiliki no.atom 11, maka konfigurasi elektronnya 2.8.1
Maka dapat ditulis Na → Na+ + e
Atom Na akan kehilangan elektron dan kelebihan satu muatan positif, atau dengan kata lain atom Na berubah menjadi ion Na+. Peristiwa yang terjadi pada atom ini diperlukan energi, karena terjadinya perubahan kedudukan elektron.
Karena semua atom kecuali hidrogen mempunyai lebih dari satu elektron, maka atom-atom ini juga mempunyai lebih dari satu energi ionisasi. Bila pelepasan melibatkan elektron pertama, disebut EI pertama, dan jika elektron kedua yang terlibat disebut EI kedua, dan seterusnya.
E. ionisasi 1    : Na (g) + E1    →    Na+ (g) + e
E. ionisasi 2    : Na+ (g) + E2 →    Na2+ (g) + e
GRAFIK ENERGI IONISASI
 

Atom EI besar = periode kecil, golongan besar
Atom EI kecil = periode besar, golongan kecil


3.      Afinitas Elektron
Afinitas electron adalah energy yang dilepaskan atau yang diperlukan saat masuknya electron ke dalam atom atau ion dalam fase gas. Afinitas electron merupakan perubahan entalpi ketika suatu atom pada fase gas menerima electron dari luar membentuk suatu anion. Nilai afinitas electron dinyatakan dalam per mol atom atau mol ion. Afinitas dapat di anggap sebagai entalpi ionisasi ion.
A (= -∆Heg)
KE-ELEKTRONEGATIFAN

1.      L.PAULING
Ke-elektronegatifan merupakan parameter paling fundamental yang mengungkapkan secara numerik kecerundungan atom untuk menarik electron dalam molekul.
Besarnya keelektronegatifan dapat diukur dengan menggunakan skala Pauling. Harga skala Pauling berkisar antara 0,7 – 4,0. Skala Pauling justifikasinya paling dekat yang mendefinisikan besaran kuantitatif karakter ion ikatan.
 


2.     A.L. Allerd dan E.G. Rochow
Ke-elektronegatifan merupakan medan listrik dipermukaan atom. Mereka menambahkan konstanta untuk membuat ke-elektronegatifan mereka xAR sedekat mungkin dengan nilai Pauling dengan menggunakan r (jari-jari) ikatan kovalen atom. Unsur-unsur dengan jari-jari kovalen yang kecil dan muatan  inti efektif yang besar memiliki ke-elektronegatifan yang besar.
     

3.     R. Mulliken
Ke-elektronegatifan sebagai rata-rata energy ionisasi I dan afinitas electron A.
Persamaan :

Energi ionisasi adalah energi eksitasi dari HOMO dan afinitas elektron adalah energi penambahan electron ke LUMO. Sehingga ke-elektronegatifan adalah rata-rata energi HOMO dan LUMO.
ORBITAL MOLEKUL
Fungsi gelombang elektron dalam suatu elektron disebut orbital atom.


Karena kebolehjadian menemukan elektron dalam orbital molekul sebanding dengan kuadrat fungsi gelombang dan peta electron Nampak seperti fungsi gelombang.
 
Suatu gelombang fungsi mempunyai daerah beramplitudo positif dan negatif yang disebut cuping (lobes) Syarat pembentukan orbital :
1. Cuping orbital atom penyusunannya cocok untuk tumpang tindih
2. Tanda positif atau negatif cuping yang bertumpang tindih sama
3. Tingkat energi orbital-orbital atomnya dekat.






      DAFTAR PUSTAKA
Ambarsari, Novi. 2019. Ikatan Kimia (Ikatan Ion, Ikatan Logam, Ikatan Kovalen). https://www.siswapedia.com/  (Diakses: Jumat, 13 September 2019)
Baru, Orde. 2016. Ikatan Kimia. http://makalahkimiaanorganikkelompok.blogspot.com/2016/ (Diakses: Jumat, 13 September 2019)
Sinurat, Rosanni. 2015. Ikatan Kimia. https://rosannisinurat.blogspot.com/ (Diakses: Sabtu, 14 September 2019)

Oleh:
Nama   : Winda Wongso
NIM    : C1061191024
Prodi   : Ilmu dan Teknologi Pangan B
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK



 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARTIKEL PENYUSUN ATOM

TEORI ATOM